Selasa, 01 Juni 2010

Analisa Rasio Keuangan Perusahaan Tahun 1978 & 1979

Nama : Yuli Yuliana
NPM : 21206066
Kelas : 4EB10
Mata Kuliah : Manajemen Strategik
Tugas : Analisa Rasio Keuangan Perusahaan Tahun 1978 & 1979
Dosen : M.Farid.M, SE.,MM

1.Rasio Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam menyediakan kas dan pos lancer lain yang sifatnya hamper mendekati kas yang berguna untuk memenuhi semua kewajiban yang akan segera jatuh tempo. Rasio Likuiditas terdiri dari :

a.Rasio Lancar , menunjukkan kemampuan dalam memnuhi kewajiban lancarnya dengan aktiva lancar.

Rasio Lancar = Aktiva Lancar / Kewajiban Lancar
(1979) = Rp 1.420 / Rp 370
= 3.84 %

(1978) = Rp 1.291 / Rp 327
= 3.95 %

b.Rasio Cepat , menunjukkan kemampuan menyediakan kas dan aktiva lainnya yang dapat dilikuidasikan dengan segera jika diperlukan.

Rasio Cepat = Aktiva Lancar – Persediann / Kewajiban Lancar
(1979) = Rp 1.420 – Rp 645 / Rp 370
= 2.1 %

(1978) = Rp 1.291 - 590 / Rp 327
= 2.14 %

c.Rasio Kas , merupakan aktiva perusahaan yang paling likuid.

Rasio Kas = Kas (dan Bank) + Deposito (simpanan lainnya) / Kewajiban Lancar
(1979) = Rp 180 / Rp 370
= 0.5 %

(1978) = Rp 205 / Rp 327
= 0.63 %
2.Rasio Efisiensi adalah kemampuan perusahaan dalam menyediakan kas dan pos lancer lain yang sifatnya hamper mendekati kas yang berguna untuk memenuhi semua kewajiban yang akan segera jatuh tempo.

Rasio Perputaran Persediaan , keefektifan dan keefisienan perusahaan untuk mengatur investasinya dalam persediaan direflesikan dalam berapa kali persediaan itu diputar selama satu periode tertentu, misalnya dalam satu tahun.

Rasio Perputaran = Harga Pokok Penjualan / Persediaan persediaan
(1979) = Rp 2.040 / Rp 645
= 3.2 %

(1978) = Rp 2.040 / Rp 590
= 3.46 %
3.Rasio Leverage / Pengungkit, rasio ini berguna untuk menunjukkan kualitas perusahaan serta berapa besar perbandingan antara kewajiban tersebut dengan aktiva perusahaan. Rasio leverage terdiri dari :
a.Rasio Utang , mengukur sejauh mana kewajiban perusahaan digunakan untuk mendanai pembelian atau investasi atas aktiva perusahaan.

Rasio Utang = Total Kewajiban / Total Aktiva
(1979) = Rp 389 / Rp 1.829
= 0.21 %

(1978) = Rp 350 / Rp 1.767
= 0.2 %

b.Rasio Kewajiban Lancar terhadap Total Aktiva, mengukur berapa besar total aktiva yang dibiayai dengan kewajiban lancar.

Rasio Kewajiban Lancar terhadap Total Aktiva = Kewajiban lancar / Total Aktiva
(1979) = Rp 370 / Rp 1.829
= 0.2 %

(1978) = Rp 327 / Rp 1.767
= 0.18 %
c. Rasio Kewajiban Tidak Lancar terhadap Total Aktiva, mengukur berapa besar aktiva perusahaan yang dibiayai oleh kewajiban bukan lancar.
Rasio Kewajiban Tidak Lancar
terhadap Total Aktiva = Kewajiban Tidak Lancar / Total Aktiva
(1979) = Rp 19 / Rp 1.829
= 0.01 %

(1978) = Rp 25 / Rp 1.767
= 0.014%
d. Rasio Modal terhadap Kewajiban, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua total kewajibannya dengan menggunakan modal sendiri.
Rasio Modal terhadap Kewajiban = Modal / Total Kewajiban
(1979) = Rp 1.440 / Rp 389
= 3.7 %

(1978) = Rp 1.415 / Rp 355
= 3.9 %


4.Rasio Profitabilitas , rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba dari setiap penjualan yang dilakukan. Rasio Profitabilitas terdiri dari :
a.Return On Investment (ROI) , mencerminkan kemampuan manajemen dalam mengatur aktiva-aktivanya seoptimal mungkin sehingga dicapai laba bersih yang diinginkan.

ROI = EBIT / Total Aktiva
= Rp 120 / Rp 1.829
= 0.06 %

b.Return On Asset (ROA) , rasio yang mencerminkan seberapa efektif perusahaan memanfaatkan sumber ekonomi yang ada untuk menciptakan laba secara rutin.

ROA = Laba bersih / Total Aktiva
= Rp 70 / Rp 1.829
= 0.04 %

c.Return On Equity (ROE) , rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan konstribusi pemilik dan/atau seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber-sumber lain untuk kepentingan pemilik secara rutin.

ROE = Laba bersih / Total Equitas
= Rp 70 / Rp 1.440
= 0.05 %

d.Margin Laba Usaha , mencerminkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba setelah beban operasi/usaha dan harga pokok penjualan dalam hubungannya dengan penjualan yang dilakukan.

Margin Laba Usaha = EBIT / Penjualan Bersih
= Rp100 / Rp 3.500
= 0.03 %

e.Margin Laba Bersih , mencerminkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba setelah harga pokok penjualan, beban operasi/usaha, beban lain-lain dan pajak dalam hubungannya dengan penjualan yang dilakukan.

Margin Laba Bersih = Laba Bersih / Penjualan Bersih
= Rp70 / Rp 3.500
= 0.02 %
Kesimpulan :
Dari analisis laporan keuangan diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan saat ini dalam keadaan baik walaupun dalan beberapa pos mengalami penurunan tetapi tidak signifikan.Secara keseluruhan dari perhitungan Analisis Rasio Likuiditas, Profitibilitas, Financial Leverage, dan Aktivitas maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola dan memanfaatkan aset-aset perusahaan, meskipun perusahaan melakukan pinjaman terhadap pihak ketiga dalam membiayai investasinya mengalami kenaikan, tetapi perusahaan tetap dapat mengembalikannya dengan baik, dimana diharapkan dengan investasi yang dilakukan dalam mengorbankan sumber daya akan membawa tingkat pengembalian atau perputaran yang lebih baik terhadap perusahaan, peningkatan laba dari tahun ke tahun menunjukkan keseriusan dan fokus kinerja manajemen terhadap perusahaan dengan baik. Yang perlu di waspadai adalah agar manajemen tetap memperhatikan kelangsungan hidup perusahaan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar