Minggu, 20 Juni 2010

Strategi “Menyehatkan” Perusahaan dan Divestasi

Nama : Yuli Yuliana
NPM : 21206066
Kelas : 4 EB 10
Mata Kuliah : Manajemen Strategik
Tugas : Strategi “Menyehatkan” Perusahaan dan Divestasi
Dosen : Muhamad Farid Mahmud, SE.,MM

Ciri perusahaan sehat yang baik manajemennya

McKINSEY & Co, sebuah perusahaan konsultan manajemen Amerika, telah melakukan penelitian terhadap berbagai praktek manajemen di 37 perusahaan yang sering dianggap sebagai teladan dalam hal operasi perusahaan yang baik. Penelitian menunjukkan, semua perusahaan tersebut memiliki delapan atribut yang serupa yaitu :
• Keinginan bertindak.
• Susunan staf yang kecil dan sederhana bentuknya.
• Kontak terus-menerus dengan para nasabah.
• Perbaikan produktivitas melalui orang banyak.
• Otonomi operasional untuk menggalakkan kewiraswastaan.
• Mengutamakan satu nilai bisnis yang pokok.
• Mengkhususkan diri pada bidang yang mereka kuasai dengan baik.
• Kontrol longgar-ketat secara serentak.
Studi yang dilakukan McKinsey terpusat pada 10 perusahaan yang dikelola dengan baik International Business Machines, Texas Instruments, Hewlett-Packard, 3M, Digital Equipment, Procter & Gamble, Johnson & Johnson, Me Donald’s, Dana, dan Emer¬son Electric. Kelihatannya, tidak ada persamaan di antara perusahaan-perusahaan itu. Tidak ada persamaan dalam jenis produksi: lima di antaranya beroperasi dalam teknologi tinggi, sebuah dalam barang-barang ke-masan, sebuah membuat produk medis, sebuah mengelola restoran hidangan cepat (fastfood), dan dua perusahaan memproduksi alat-alat listrik dan mesin.
Tetapi masing-masing adalah operator sederhana, bukan holding-company atau konglomerat. Walaupun tidak setiap rencana mencapai sukses, dalam pengelolaan sehari-harinya perusahaan-perusahaan tersebut jauh lebih sering sukses daripada gagal. Dan mereka sukses karena manajemen mereka hampir-hampir secara naluriah patuh pada kedelapan atribut itu.
Keinginan bertindak. Dalam tiap perusahaan itu, instruksi utama ialah lakukan, atur, dan coba. Mereka menghindari kecenderungan menganalisa dan mempersoalkan sesuatu produk secara berlarut-larut. Dan mereka menghindari prosedur yang berbelit-belit untuk mengembangkan gagasan baru. Berbagai eksperimen yang sifatnya terbatas banyak dilakukan.
Cara lain adalah dengan membentuk sa-tuan tugas untuk masalah yang tidak biasa, yang mempunyai wewenang mengatasi masalah dan bukan untuk mengajukan laporan atau kertas kerja. Di Digital Equipment, Texas Instruments, Hewlett-Packard, dan 3M, satuan-satuan tugas mempunyai masa kerja yang singkat sekali, dan jarang melebihi 90 had. Seorang eksekutif Digital Equipment mengatakan: “Kalau ada problem besar di sini, kami memanggil 10 pejabat senior dan mengurung mereka di satu ruang selama seminggu. Mereka menemukan cara mengatasinya dan kemudian melaksanakannya.” Semua anggota adalah sukarelawan dan mereka umumnya manajer-manajer senior, bukan tenaga junior yang diperintah-perintah.
Hampir semua perusahaan ini menggunakan “cara yang klise” tetapi efektif untuk menyatakan penghargaan kepada pekerja. Lencana dan medali merupakan tanda pengakuan terhadap keberhasilan program. Team-team produksi yang sukses besar di Texas Instruments diundang untuk menjelaskan sukses mereka kepada Dewan Direksi sebagai pengakuan atas kesuksesan itu. Yang terpenting lagi, pengakuan itu tidak pernah hanya diberikan dalam bentuk hadiah uang.
Hampir semua perusahaan tersebut berusaha untuk menempatkan tanggung jawab produk-produk baru pada masing-masing divisi yang memeloporinya. Seorang manajer tampaknya akan lebih diakui kesuksesannya dan mungkin mendapat promosi kalau dia berhasil menampilkan produk baru yang menonjol dari divisinya untuk memungkinkan divisi itu berdikari daripada semata-mata membiarkan bagiannya tumbuh menjadi terlampau besar
Berpegang teguh pada apa yang mereka kuasai. Robert W. Johnson, bekas Ketua Dewan Direksi Johnson & Johnson, mengata-kan begini: “Jangan sekali-kali melakukan bisnis yang Anda tidak ketahui bagaimana melaksanakannya.” Edward G. Harness yang bekerja di Procter & Gamble mengatakan: “Perusahaan ini tidak pernah meninggalkan pangkalannya.” Semua perusahaan yang ses itu mengetahui apa kekuatan masing-masing pemasaran, kontak dengan konsumen, pembaharuan produk baru, perpabrikan yang murah biaya dan kemudian mengem-bangkan kekuatan itu. Mereka menolak godaan untuk bergerak dalam bidang baru yang kelihatannya menarik, tetapi membutuhkan ketrampilan yang tidak mereka punyai.
Kontrol longgar-ketat secara serentak. Kedengarannya memang kontradiktif, tapi sebenarnya tidak. Perusahaan-perusahaan yang sukses itu mengontrol sejumlah variabel secara ketat, namun bersikap luwes dan longgar dalam hal lain, 3M menggunakan hasil penjualan setelah pajak dan jumlah pegawai sebagai ukuran untuk kontrol. Namun dalam operasi sehari-hari, manajemen mendapat banyak kelonggaran. Ketika McPherson menjadi Dirut Dana, ia menyingkirkan semua buku pedoman kebijaksanaan perusa-haan dan menggantikannya dengan statemen falasafah dan sistem kontrol sebanyak satu halaman yang menetapkan bahwa tiap divisi setiap hari harus membuat laporan ten-tang biaya yang dikeluarkan dan penghasilan yang diperoleh.
Dengan berpegang teguh pada kedelapan atribut itu, perusahaan-perusahaan yang sukses itu telah mencapai lebih dari pertumbuhan rata-rata. Mengabaikan semua ini mungkin berarti bahwa perusahaan secara berangsur-angsur akan kehilangan vitalitasnya, pertumbuhannya menjadi kerdil, dan daya saingnya lenyap.
sumber : www.google.com
CARA MENYEHATKAN PERUSAHAAN

Pada masa sekarang ini banyak sekali perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa dan perdagangan, semakin bervariasi muculnya produk baru dipasaran maka setiap produsen semakin berusaha keras agar produk yang dihasilkan terjual dan sesuai dengan tujuan dan sasaran perusahaan. Setiap produsen selalu menginginkan produk yang dihasilkan dapat terjual atau dibeli oleh konsumen dengan tingkat harga yang memberikan keuntungan perusahaan dalam jangka pendek dan jangka panjang. Melalui produk yang terjual, perusahaan dapat menjamin kehidupanya atau menjaga kestabilan usaha agar tetap dapat berkembang secara berkesinambungan bahkan mengembangkan bisnis perusahaan yang lebih maju.

Salah satu upaya untuk menunjang hal tersebut adalah dengan cara meningkatkan penjualan, baik dari segi kuantitas unit terjual maupun dari segi ukuran yang diperoleh perusahaan. Penjualan barang dan jasa senantiasa ditujukan untuk dijual secara menguntungkan bagi produsen, dengan begitu pihak perusahaan sendiri harus menyediakan barang dan jasa itu dengan kualitas yang baik dan dapat memuaskan konsumen atau pelanggan. Dengan demikian, untuk menghasilkan laba atau keuntungan dari penjualan maka disusun rencana penjualan sebagai teknik untuk memproyeksikan tingkat permintaan konsumen atau pelanggan potensial pada suatu tahun.

1 komentar: